“Maaf” dan “Ikhlas”
Berhubung sudah
mendekati Idul Fitri nih, sudah sepantasnya membahas tentang “Maaf”. Saat
membaca kata “Maaf”, apa sih yang terlintas di pikiran kalian?
-kesalahan,
dendam, merelakan- atau ada lagi?
Kalau aku, lebih
suka mengaitkan kata maaf dengan ikhlas. Kenapa? Karena maaf dan ikhlas
merupakan satu kesatuan. Saat kau memaafkan seseorang atau sesuatu, kau juga
harus bersedia merelakan atau mengikhlaskan atas apa-apa yang telah terjadi.
Tapi...
seringkali, tak mudah untuk memaafkan. Benar, bukan?
Kalau ada yang
bilang mudah, pertanyaan berikutnya adalah... sudah benar-benar ikhlas gak?
Hehehe.
Ya, kalau memang
mudah memaafkan dan mudah mengikhlaskan, berarti Anda benar-benar orang hebat.
Ya, tentu banyak hal dan pembelajaran hidup yang dialami agar bisa menjadi
sekuat itu.
Menurutku, maaf
itu suatu hal yang mutlak diperlukan.
“Tapi,
atas semua yang telah dilakukannya, akan sangat susah untuk memaafkannya.”
Yups, aku paham
itu.
Hei, kau boleh
marah dan lantas dendam dengan orang yang telah menyakitimu. Dengan catatan,
lakukan itu di saat kau tahu bahwa dia telah menyakitimu dengan begitu
parahnya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, kau harus belajar untuk
memaafkan dan kemudian mengikhlaskan segala sesuatu yang telah terjadi.
“Ngomong
sih gampang. Tapi susah ngelakuinnya.”
Sekali lagi, kau
benar. Tepat sekali.
Tapi, ingatlah.
Kau berhak bahagia, kan? Kau butuh sesuatu yang disebut kedamaian hati, kan?
Memang, saat kau
tersakiti oleh seseorang atau sesuatu, kebahagiaan rasanya akan beranjak menjauh
dari kehidupanmu. Setelah itu, kau akan dirundung kepiluan yang teramat dalam.
Secara lebih jauh, bisa saja kau akan dihampiri depresi.
Oke, ini kukasih
salah satu quote favoritku. Mungkin sedikit akan menyadarkanmu.
Gimana? Sudah mulai
mengerti maksudku?
YOU
DESERVE HAPPINES.
Kalian berhak
bahagia.
Gini deh. Kita buat
sederhana saja. Segala sesuatu di dunia ini memiliki dua sisi. Segala sesuatu
atau siapa pun yang pernah sangat membuatmu sakit dan terpuruk, tentunya juga
memiliki dua sisi.
Terkadang pembelajaran
berharga dari hidup bisa didapatkan dari luka.
Selain kenangan
buruk, juga pasti ada kenangan bahagia yang pernah kalian rengkuh bersama.
Jadi... jangan
hanya memupuk energi negatif dengan mengingat kenangan buruk dan menyimpan
dendam.
Bagaimanapun juga,
dia yang menyakitimu juga pernah mengisi hari-harimu, bahkan membuatnya
berwarna.
Fokus saja pada
kebaikan atau kenangan indah yang pernah didapatkan.
Setelah itu,
niatkan untuk memaafkan.
Jika kau masih kesusahan
menemukan alasan untuk memaafkan, kau harus ingat sesuatu. Lakukan itu,
setidaknya untuk kedamaian dan ketenangan hatimu. Supaya hidupmu bisa kembali
tenteram dan kau bisa kembali ke rutinitas untuk memenuhi segala target
hidupmu.
Terakhir,
ikhlaskan dan relakan. Yang terjadi, biarlah terjadi. Segala sesuatu terjadi
karena sebuah alasan. Terkadang, lebih baik apabila kita tak pernah tahu
alasannya. Yakini saja, jika Tuhan telah menyiapkan skenario terbaik untuk
hidupmu.
Dengan adanya entry ini, semoga bisa menjadi sedikit
pencerahan bagi kalian (termasuk aku tentunya). Dengan adanya entry ini, maka aku akan selalu ingat
bahwa mulai hari ini:
1.
Biasakan untuk berpikiran positif
2.
Tidak ada lagi “mengutuki” perbuatan di
masa lampau
3.
Senantiasa bersifat pemaaf dan ikhlas
atas segala hal yang terjadi dalam hidup
Terakhir,
Aku, Dedy Setyawan, mengucapkan SELAMAT
HARI RAYA IDUL FITRI 1439 H. MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN 🙏
Mohon maaf atas segala kesalahan dan
kekurangan yang pernah kulakukan ataupun kukatakan. Semoga, setelah ini, kita
bisa sama-sama menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin.
Enjoy your holiday!!!😉
Your lovely writer,
Dedy Setyawan
***Einaym Petuhoth***
Comments
Post a Comment