Avengers: Endgame




Readers, assemble!!!

Karena penayangan film Avengers: Endgame di Indonesia sudah lebih dari seminggu, ini saatnya untuk bikin ulasannya. Sebenarnya, aku udah nonton di hari kedua sih. Tetapi, karena gak mau disalahin sebagai tukang spoiler, ya akhirnya baru hari ini nih posting entri ulasannya.

Oh ya, sebelum membahas lebih lanjut, ulasan ini adalah ulasan dari aku yang tidak terlalu maniak dengan film-film superhero (salah satunya adalah Marvel Cinematic Universe ini). Jadi, kalau ada salah dan kurangnya, mohon dikoreksi yaaaa.

Avengers: Endgame merupakan serial pamungkas dari rangkaian film Avengers di MCU (mungkin ya, kita gak tahu gimana nanti ke depannya). Film ini merupakan film ke-22 dari MCU. Film yang berdurasi sekitar 181 menit ini rilis di Indonesia pada tanggal 24 April 2019. Film Avengers: Endgame ini merupakan serial lanjutan untuk menuntaskan permasalahan yang terjadi di film Avengers: Infinity War (2018).

Poster Avengers: Endgame || Sumber: CNet

Kelebihan dari film ini bisa dibilang hampir komplit dari semua aspek. Tbh, ini adalah film pertama yang benar-benar bikin aku fully aware untuk memperhatikan setiap detailnya. Alasan utamanya mungkin karena situs IMDb dan Rotten Tomatoes yang ngasih skor tinggi. Jadi, makin penasaran lah sama sebagus apa kualitas dari film ini. Dan ya, ternyata film ini memang tidak mengecewakan. Sinematografi yang keren, akting yang memukau, dan jalan cerita yang super epic benar-benar kalian bisa dapatkan dari film ini.

Menurutku, secara personal, terdapat tiga aktor yang aktingnya sangat memukau. Mereka adalah Robert Downey Jr. sebagai pemeran Tony Stark/Iron Man, Chris Evans sebagai pemeran Steve Rogers/Captain America, dan Jeremy Renner sebagai pemeran Clint Barton/Hawkeye. Kenapa aku bilang memukau? Alasannya adalah karena facial expressions dan akting mereka di setiap adegannya, benar-benar tereksekusi dengan sempurna. Terasa seperti nyata. Hihihi. Tapi yang paling juara, menurutku adalah Chris Evans. Selain dia sangat good looking, selama dia menjadi aktor, peran-peran yang dia lakukan benar benar sangat versatile. Salut banget sih emang sama kualitasnya sebagai seorang aktor.

The Lovely Chris Evans || Sumber: IDN Times

Potensi besar lainnya yang dimiliki Avengers: Endgame tentunya adalah berbagai sosok superhero yang sudah pasti telah memiliki kesan kuat bagi para penikmat film. Meskipun belum semua superhero memiliki film solonya, tapi keberadaan mereka benar-benar sangat berperan dalam pengembangan jalan cerita dan tentu saja membuat film ini terasa epic. Menurutku nih, film ini merupakan The Best Movie of The Year untuk tahun 2019 (setidaknya sampai saat ini). Yep, dan ini dibuktikan dengan film ini yang masih menjadi Top Box Office pertama dengan pendapatan sekitar 357,2 juta dolar (hingga entri ini dibuat).

Sumber: Rotten Tomatoes

Hal lainnya yang berkesan dari film Avengers: Endgame adalah paduan unsur komedi dan drama yang pas. Komedi yang ada dalam film ini sangat jauh lebih baik dari yang ada di Infinity War. Seriously, I hate comedy di film Infinity War karena penempatan yang gak pas dan berkesan sebagai filler. Kalau dari segi dramanya, film ini sukses bikin aku nangis berulang-ulang. Terutama di scene yang terkait Iron Man. -HE IS REALLY A GREAT HERO- Dari sekian banyak kisah dramatis yang disajikan, wajar saja kalau beberapa cast film ini bilang kalau dia nangis berulang-ulang ketika nonton filmnya. Undoubtful. Selain itu, penyebutan fisika kuantum di film ini juga bikin aku terkesan. Ya, bagi orang lain biasa aja. Tapi bagi yang pernah merasakan kuliah Fisika Kuantum, rasanya bakal relatable banget lah. Hihihi.

Setelah menggambarkan betapa luar biasanya film ini (meski aku gak terlalu mengulas banyak karena saking bagusnya film ini, hehe), kali ini aku ingin membahas beberapa hal yang membuatku merasa sedikit kurang puas atau masih bertanya-tanya tentang film ini. Pertama, adalah terkait kematian Thanos (Josh Brolin) di scene awal. Terasa begitu meh. Kok kayak cuma gitu aja. Wakaka. Untungnya, kekecewaan itu gak bertahan lama kok. Hehehe. Selanjutnya adalah terkait peran Captain Marvel/Carol Danvers (Brie Larson) yang ternyata tidak sebesar apa yang kuekspektasikan. Padahal melihat film Captain Marvel yang dijadwalkan tayang sebelum Endgame, aku berharap bahwa peran    Captain Marvel akan sangat signifikan. Ternyata, cuma segitu. Dan... di film ini, dia sama sekali gak berinteraksi dengan Nick Fury (Samuel L. Jackson). WHUT???? Padahal kita tahu lah seperti apa kedekatan mereka di film Captain Marvel. Terakhir, ada beberapa plot hole yang pastinya dirasakan oleh penonton. Kalau aku sangat merasa butuh penjelasan terkait pencarian dan pengembalian ulang Infinity Stones dan bagaimana konsep Steve Rogers yang menetap(?) di masa lalu. Konsep waktunya berasa aneh bagiku dan aku juga belum bisa nerima bahwa perubahan di masa lalu sama sekali bisa tidak berdampak di masa depan. Idk.

Yep, begitulah sedikit ulasanku. Sekarang, kita ke penilaian. Berdasarkan IMDb, film ini mendapat nilai 9 dari 10. Sedangkan berdasarkan Tomatometer-nya Rotten Tomatoes, film ini mendapat nilai 95 %. Well, kalau dari aku, film superhero ini berhak mendapat 9,7. Yep, film ini memang sebagus itu. Saranku nih, bagi kalian yang belum nonton film ini, silahkan tonton dulu semua serial MCU. Ya, kalau malas, setidaknya tonton Infinity War lah. Selain itu, kalian juga gak perlu nunggu post-credit karena gak bakal ada. Hihihi.

Well, love you 3000💟💟💟




Your hero,



I am Dedy Setyawan






***Einaym Petuhoth***

Comments

Popular posts from this blog

Film Bertema Okultisme Bagian Kedua