It Still Hurts
After all this time, it still
hurts.
I know that I should over it, but it still hurts.
It hurts knowing you tried doing your best and it still wasn’t good enough.
Sumber: Pinterest |
Ummm...
I
know harusnya entri berikutnya yang kujanjikan adalah ulasan film. Eh sampai
filmnya udah gak rame lagi peredarannya di medsos, review-nya masih aja belum
kuberesin. I’m sorry for that.
Aku
gak tahu bakal nge-posting entri itu atau enggak. Sekarang, aku lagi
pengen curhat aja. Hehehe.
Aku
lagi berada di fase yang tidak menyenangkan dimana aku merasa stress hebat dan
jadi tidak bersemangat melakukan apapun. Bahkan, aku ngerasa gak cukup kompeten
untuk melakukan apapun.
Apa
penyebabnya? Jadi begini…
Pernah
gak sih kalian ngerasa gak cukup hebat/jago/bisa ngerjain suatu hal dan kalian
sangat sadar dengan itu. Kalian sadar dengan kekurangan itu. Oleh karena itu, kalian
udah nyoba ngerjain sebaik mungkin versi kalian tanpa bisa banyak minta bantuan
atau nanya siapapun, tanpa bisa diskusi dengan siapapun karena kondisinya yang
gak memungkinkan, dan mencoba tetap ngerjain meski dengan segala kebingungan,
kerumitan, dan kebuntuan yang dirasa. Lalu, suatu waktu tiba-tiba seseorang
(entah sengaja atau tidak) bilang kalau kalian gak pintar alias gak mampu di
hal tersebut. Tanpa apresiasi sama sekali. Padahal, pembelajaran hal-hal kecil yang
kalian dapat dari pengerjaan sesuatu itu udah bikin kalian senang banget. Eh,
nyatanya bagi orang tersebut hal itu gak signifikan dan gak ada artinya.
Well, mungkin kalian ada yang pernah mengalami. Tapi, aku
berharap semoga jangan sampai lah karena rasanya menyakitkan. Menyakitkan banget.
Rasanya langsung hancur dari dalam seketika dan gak tahu gimana cara untuk
membereskannya.
Aku
tahu, mungkin bagi sebagian orang dibilang tidak pintar bukanlah masalah besar.
Aku pun sangat sadar diri kalau aku memang gak sepintar dan sejenius itu. Aku pun
sebenarnya gak berharap diapresiasi juga sih. Hal yang bikin aku ngerasa hancur
adalah karena segala hal-hal dan pembelajaran yang mungkin terbilang kecil atau
printilan itu, yang bikin aku bahagia, eh ternyata gak signifikan bagi orang
lain. Bahkan, gak ada artinya.
Apalagi,
yang mengatakan hal tersebut bukanlah orang asing tapi orang yang cukup
berpengaruh dan berkepentingan di kehidupanku.
Aku
tahu dan sadar diri kalau aku gak sepintar itu. Tapi, mendengar kata-kata itu
dari orang lain ternyata sangat menyakitkan. Hehehe.
Aku
bener-bener langsung ngerasa chaos banget. Langsung demotivated banget
dan merasa apapun yang kulakukan jadi useless.
Aku
mengerti dan sangat paham bahwa jalan satu-satunya adalah terus maju buat ngeberesin
ini dan ngebuktiin kalau aku bisa menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik. Aku tahu
dan sangat mengerti. Tapi, untuk sekarang rasanya masih belum bisa. Aku bingung.
Aku clueless. Aku berasa gak punya self-guidance. Everything has
shattered into many pieces. And I don’t know how to fix it.
Iya,
aku juga mengakui dan menyadari usahaku memang belum maksimal dan pengaturan
waktuku juga berantakan. Akan tetapi, setiap kali aku pengen ngerjain hal tersebut,
aku dilanda ketakutan hebat. Aku sangat takut dan khawatir kalau aku gak bisa
bikin suatu kemajuan sama sekali. Aku jadi gampang dilanda kebosanan hebat dan
rasanya pengen ngehindarin terus. Aku tahu gak seharusnya aku begini. But
this is so difficult for me.
Ummm
yaaa aku berharap perlahan bisa memulihkan diri.
I’m
sorry untuk postingan
yang random dan gak jelas ini. Aku hanya ingin meluapkan perasaanku. Soalnya,
udah lelah banget mau nangis atau ngerasa more depresot than this.
Thank
you for anyone who read this.
Touching bro
ReplyDeleteThank you very much
DeleteWell, waktu awal masuk lab gini. Dan seisi lab seolah neraka gamau ngajari 😭
ReplyDeleteI hope everything will get better for us
Delete