Ralph Breaks My Blog
Tak
terasa bulan November akan segera berakhir nih. Time walks so fast, huh?
Di
penghujung bulan ini, aku mau berbagi tentang review dari film Wreck-It
Ralph 2 yang bertajuk Ralph Breaks
The Internet. Entri ini sepertinya akan jadi entri terakhir di bulan ini.
Hehehe.
Poster Ralph Breaks The Internet || Sumber: steemkr.com |
Ralph Breaks The Internet yang rilis pada tanggal 21 November 2018 (USA) ini mengambil latar waktu 6 tahun setelah filmnya yang pertama. Film ini dibuka dengan menyajikan kisah persahabatan Ralph (John C. Reilly) dengan Vanellope (Sarah Silverman) yang semakin erat terjalin. Apalagi, Ralph memakai kalung tanda persahabatan mereka yang bertuliskan “You’re My Hero”. -And he takes it very seriously-.
Sumber: pinterest.com |
Konflik pada film ini dimulai dari keinginan Vanellope untuk merasakan hal baru di gimnya Sugar Rush yang dianggapnya mulai membosankan. Sebagai sahabat yang baik, Ralph kemudian berinisiatif untuk membuatkan lintasan balap baru. Awalnya, semuanya berjalan baik-baik saja dan Vanellope menyukai lintasan baru itu. Akan tetapi, keinginan Vanellope yang ingin menjelajahi lintasan baru itu bertentangan dengan keinginan si anak yang bermain arcade, sehingga mengakibatkan steering wheel dari arcade Sugar Rush pun menjadi rusak. Kejadian ini akhirnya membuat Mr. Litwak (Ed O’Neill) terpaksa harus me-unplug game itu sehingga membuat para karakter di game Sugar Rush pun sekarang menjadi homeless. Bahkan, arcade Sugar Rush terancam dijual karena Mr. Litwack tidak punya cukup uang untuk membeli steering wheel yang baru.
Petualangan
yang menguji persahabatan pun dimulai saat Ralph dan Vanellope memutuskan untuk
pergi ke Internet demi membeli steering
wheel baru dari situs eBay (bukan eBoy ya Ralph 😂). Di Internet inilah
mereka bertemu banyak karakter dan menjelajah situs-situs web terkenal.
Sekarang, tujuan utama mereka adalah mengumpulkan hati sebanyak-banyaknya untuk
membuat video-video buatan Ralph di BuzzzTube menjadi viral dan mereka bisa
mendapatkan uang untuk menebus steering
wheel di eBay (adegan penawaran mereka di eBay lumayan menghibur sih karena
mereka gak tahu mekanismenya. Jadi, asal nawar saja. Dan ternyata, mereka gak
punya uang. Wkwkwk).
Kira-kira,
seperti itu lah inti dari alur di film Ralph Breaks The Internet. Secara
keseluruhan, menurutku film ini jauh lebih bagus dari film pertamanya. Salah
satu hal yang menjadi daya tarik dari film ini tentunya adalah begitu banyaknya
karakter yang ditampilkan. Meskipun begitu, masing-masing karakter memiliki impact yang kuat terhadap penonton.
Penyebabnya mungkin karena dunia internet yang sangat relatable bagi penonton dan begitu pula karakter-karakter Disney
yang ditampilkan memang sudah cukup dikenal. Selain itu, penggambaran dunia
internet beserta bermacam-macam situs, pelayanan, dan seluk beluknya juga
terbilang cukup detail sehingga membuat penonton antusias setiap kali melihat
ikon dari situs web yang muncul di film. Contohnya adalah Instagram, Google,
Gmail, Pinterest, Twitter, dan lain sebagainya.
Plot
yang disajikan pun terbilang bagus. Mulai dari kisah persahabatan yang awalnya
baik-baik saja, kemudian muncul perselisihan, tercapainya suatu impian, dan
akhirnya merelakan sahabat untuk hal yang lebih baik. Bahkan, ada beberapa scene yang sukses membuat penonton
menangis terharu. Kalau aku sih, gak sampai nangis. Tapi, memang ada beberapa
adegan yang sangaaaaat menyentuh hati. Alasanku gak nangis adalah excitement dan hype yang kurasakan sejak awal film. Apalagi, di depanku ada
penonton anak-anak yang begitu terhibur. Jadi, mood-ku extremely happy
sepanjang film itu. Dari segi moral value,
banyak hal bagus yang bisa diambil terutama yang berkaitan dengan persahabatan.
Salah satunya adalah bahwa seseorang tidak seharusnya membuat sahabatnya
merelakan impiannya. Ini sih sangat menyentuh bagiku karena itulah yang kurasakan
saat harus berpisah dengan teman-teman di sekolah maupun perguruan tinggi.
Terpisah jarak bukan berarti kita tak bersahabat lagi, kan? Ya, masing-masing
dari kita terkadang memang perlu terpisah jarak untuk meraih impian
masing-masing. Oh ya, ada salah satu pembelajaran lagi yang kuambil dari film
ini, yaitu setiap orang pasti memiliki rasa insecure
dalam dirinya dan yang bisa mengatasinya hanyalah kemauan kuat dari diri kita
sendiri.
Kalau
dari segi kekurangan, aku hampir gak bisa menemukan kekurangannya karena aku
begitu menikmati film ini. Akan tetapi, ada hal yang cukup mengganggu bagiku yaitu
kenampakan dari karakter Double Dan (Alfred Molina) yang tampak begitu
menjijikkan dan begitu pula dengan Mega Ralph yang membuatku agak geli dan
ngeri ngelihatnya.
Doubel Dan yang menjijikkan (IMO) || Sumber: Walt Disney Pictures |
Selain itu, ada adegan Vanellope yang minum root beer bersama Ralph. Ya, aku tahu kalau root beer gak selalu mengandung alkohol. Tapi, menurutku adegan itu agak kupertanyakan sih apalagi kan Vanellope adalah karakter anak-anak. Kalau dari segi OST, sebenarnya cocok dengan filmnya tapi memang kurang ikonik layaknya lagu Let It Go di Frozen atau How Far I’ll Go di film Moana.
Kira-kira
begitulah review-ku terhadap film Ralph Breaks The Internet. Kalau ngomongin
karakter favoritku di film ini tentunya adalah Vanellope, Shank (Gal Gadot),
dan para Disney Princess. Banyak scene
yang berfokus pada ekspresi wajah Vanellope. Bahkan, beberapa benar-benar nge-zoom wajah Vanellope. AND SHE IS EXTREMELY CUTE.
Sumber: arkansasonline.com |
Kalau Shank, aku terpukau dengan penggambaran karakternya sebagai sosok wanita kuat dan bijak. Selain itu, suara Gal Gadot benar-benar membuatku terbius mengagumi kecantikan Shank.
Our admire-able Shank || Sumber: E! News |
Kalau kehadiran Disney Princess benar-benar menghadirkan nuansa nostalgia. Salah satu scene terfavorit yang melibatkan mereka adalah tentu saja saat mereka memakai baju casual (bukan baju gaun yang biasa mereka pakai). Hihihi. Tapi semua scene yang melibatkan mereka, aku suka banget sih.
The Casual Disney Princesses || Sumber: Twitter |
Baiklah, ini saatnya memberi nilai. Berdasarkan keseluruhan review dan kesan yang kudapatkan saat menonton film ini, aku memberi nilai 8,3 dari 10. Ya, bagiku film ini begitu berwarna, berkesan, dinamis, serta kekinian. Benar-benar gak nyesel nonton film ini. sebenarnya gak terlalu kepikiran kalau misalkan film ini ada kelanjutannya lagi. Tapi, kalau memang ada, it would be cool.
*Oh iya, aku
masih penasaran gimana caranya Disney bisa nampilin situs-situs lain di filmnya.
Apakah harus minta izin satu per satu? Atau saham Disney memang telah merambah
ke masing-masing situs itu?
*Dan... scene saat Vanellope nyanyi ala Disney
Princess di gim Slaughter Race benar-benar epic.
Shank
you😍😍😍
Your bestfriend,
Dedy Setyawan
***Einaym Petuhoth***
Comments
Post a Comment