Story of Malang: Kilas Balik



One taught me love
One taught me patience
And one taught me pain
Now, I'm so amazing
I've loved and I've lost
But that's not what I see
So, look what I got
Look what you taught me
And for that, I say
Thank you, next
Thank you, next

Alohaaaa
This is a new post from the new place. Ya, jadi saat aku nulis entri ini, aku sedang ada di Jember.
Sebelumnya, aku udah sempat upload polling di IG story yang hasilnya adalah aku harus bikin cerita selama aku di Malang nih. Sebenarnya, cerita di Malang itu banyaaaak banget-ya iyalah, hampir 4 tahun lebih di Malang-. Akan tetapi, aku akan membagi entri seputar kenangan di Malang menjadi beberapa entri. Biar ceritanya bisa lebih banyak dan detail. Hehehe.
Dalam entri ini, aku pengen berbagi kilas balik (gambaran cerita umum) tentang masa-masa di Malang selama kurang lebih 4 tahun. Kuy mulai πŸ˜‰.

Awalnya, alasan utama aku memilih kuliah di Malang (UB  lebih tepatnya) karena keinginanku untuk kuliah di Jurusan Astronomi di salah satu kampus di Bandung, tidak berjalan dengan baik. Waktu itu, aku berpikiran bahwa kampus di Jatim yang cukup bagus, terkenal, dan dekat dengan kampung halaman itu ya UB (ini pendapat pribadi lho ya). Kalau alasan kenapa pilih Fisika, sebenarnya karena pelarian dari Astronomi (aku berpikiran bahwa bisa lah sedikit belajar Astronomi di Fisika) dan aku juga udah sempat search matkulnya dan ternyata memang ada yang embel-embelnya Astronomi. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, aku lebih kepincut sama peminatan Biofisika&Fisika Medis. Apalagi semenjak tahu matkul berembel-embel Astronomi itu adanya di peminatan Komputasi. Awwww no. That is my weakness. Eh iya, sebenarnya pilihan untuk masuk di Fisika itu ada kontribusi dari teman-teman yang kukirimi SMS yang isinya, “Menurutmu aku lebih cocok Fisika atau Biologi ya?”. Dan ternyata lebih banyak yang menyarankan aku masuk di Fisika. Sebenarnya, kalau masuk Biologi, aku dulu pengen fokus belajar ke Genetika atau Mikrobiologi.
Perjalanan kuliah pun kemudian dimulai. Di awal masa menjadi maba, dulu ambisius banget. Pengen dapat IPK 4, menang berbagai kompetisi, aktif di banyak organisasi dan kepanitiaan, dan lain sebagainya. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, akhirnya jadi lebih realistis namun tetap melakukan yang terbaik. IP sempat kok dapat 4 tapi IPK gak sampe 4 πŸ˜‚. Organisasi yang sempat aktif dan lumayan ngasih kontribusi itu sewaktu di HIMAFIS, LPM basic, UKM Fordi Mapelar, dan FORSA SMANSAMORE. Di akhir masa-masa perkuliahan juga sempat gabung komunitas, yaitu PAY Malang. Kalau untuk perlombaan, sempat ada prestasi di public speaking dan kepenulisan (akademis dan fiksi). But, I’m not that great kok. Hehehe.
Selama kuliah, begitu banyak pengalaman dan kenangan yang didapat, tempat baru yang didatangi, dan orang-orang yang ditemui. Ngomongin pengalaman dan kenangan, tentu ada yang membahagiakan dan ada juga yang menyakitkan. Akan tetapi, yang terpenting adalah semua yang telah terjadi akan berguna sebagai pembelajaran. Kalau tempat yang baru yang didatangi, lumayan lah ada beberapa. Ya, meskipun aku orangnya juga jarang kemana-mana, but not that bad lah. Nanti kalau udah kerja lumayan mapan, bakalan rutin solo trip (saat ini solo dulu, kan belum punya pasangan). Hehehe. Kalau orang-orang yang ditemui, tentu juga banyak dan beragam. Mulai dari teman, sahabat, seteru, gebetan, mantan, dosen, dan orang-orang inspirasional. Semuanya silih berganti datang membawa kenangan dan pergi meninggalkan pengalaman. Tenang guys, di entri-entri seputar Malang yang berikutnya, bakalan kuceritain sedetail mungkin.
Intinya, di Malang dan dari Malang, begitu banyak hal berharga yang didapat. Mulai dari ilmu, relasi, pengalaman, pembelajaran, kenangan, dan banyak lagi lainnya. Semuanya pasti gak akan pernah kulupakan karena apa yang terjadi di masa lalu itu turut membentuk diri kita di masa depan. Aku mau mengucapkan terima kasih banyak untuk kalian yang telah bersedia mengisi kenanganku mulai dari dulu hingga sekarang dan bahkan mungkin hingga nanti. Terima kasih juga untuk yang hanya singgah sementara waktu. Terima kasih untuk yang semula jauh dan kini menjadi dekat dan ada pula yang sebaliknya. Terima kasih untuk segala kenangan baik dan buruknya. Saat ini, aku benar-benar berusaha untuk sebisa mungkin menghargai semua yang telah terjadi dan respect terhadap apapun dan siapapun itu. Semoga nanti kita bisa bersua dalam keadaan yang lebih baik lagi. Oh ya, aku juga mau mohon maaf nih untuk semua kesalahan yang pernah kubuat πŸ™.
THANK YOU, MALANG. SEE YOU ALWAYS.πŸ’ŸπŸ’ŸπŸ’ŸπŸ’ŸπŸ’Ÿ

Sumber: kompasiana.com


*btw, tulisan bercetak miring di awal entri ini, merupakan lagunya Ariana Grande yang judulnya Thank U, Next. Aku suka lagu itu karena ngajarin cara “berterima kasih” pada mantan (re: masa lalu) secara elegan. Coba dengerin deh. Mungkin kalian juga bakalan suka.



Your lovely writer,



Dedy Setyawan 




***Einaym Petuhoth***





Comments

Popular posts from this blog

Film Bertema Okultisme Bagian Kedua