Fiksi Mini: Taman Makam



Halo πŸ‘‹πŸ‘‹πŸ‘‹
Hari ini kalian bersamaku lagi −Si Mbak yang sebelumnya bercerita tentang Nasi Tampan−. Kali ini, cerita yang ingin kusampaikan ke kalian masih sama. Ya, cerita seputar perjalananku saat naik kereta api. Akan tetapi, cerita yang kali ini ingin kubagikan ke kalian adalah cerita yang tanpa terduga membuatku berkesan selama perjalananku menuju ke Malang.

Jika aku mengatakan kematian atau pemakaman, tentu yang terbayang adalah sesuatu yang seram dan menakutkan. Namun, kesan yang kudapatkan saat itu, sungguh berbeda. Menurutku, makam-makam itu entah kenapa terlihat indah dan mengagumkan. Oleh karena itu, aku bersemangat sekali untuk menyebutnya sebagai Taman Makam.

Sumber: Detik Travel
...

Awalnya, perjalanan pagi itu terasa biasa saja. Terasa sewajarnya. Sepanjang perjalanan, yang kurasakan hanyalah rasa kantuk yang teramat sangat. Binar di mataku baru kembali saat melihat padang rerumputan hijau yang terbentang luas dengan dihiasi banyak batu nisan di atasnya.
“Mungkin ratusan ya, jumlahnya,” pikirku.
Mataku pun masih terus terpesona dengan pemandangan Taman Makam. Entah apa yang merasuk ke pikiranku sehingga membuatku begitu mengagumi hal tersebut. Ya, mungkin ini lah sisi lain dari makam yang biasanya terkenal dengan nuansa seram dan mistisnya. Mungkin dengan kesan makam yang terlihat indah dan menyejukkan mata ini, bisa membuat manusia dengan rela menyadari kemana nantinya mereka akan berpulang.
“Ah, udah dulu deh. Si Mbak ini capek mau cerita lagi. Terima kasih karena masih setia mengikuti cerita perjalananku saat naik kereta api. Sampai jumpa di cerita berikutnya, ya πŸ‘§πŸ‘§πŸ‘§



-Si Mbak-




***Einaym Petuhoth***

Comments

Popular posts from this blog

Film Bertema Okultisme Bagian Kedua