Nala

Nala

Nala figur sederhana, tak ramai kelilingnya

Nala adalah sosok perempuan mandiri yang tiap harinya selalu disibukkan dengan pekerjaannya. Dia merantau ke kota sendirian meninggalkan keluarganya di desa. Meskipun begitu, dia tidak pernah lupa untuk berkabar dan mengirimkan uang bagi keluarganya. Bagi keluarganya, Nala merupakan sosok anak pertama dan kakak yang begitu membanggakan.

Kesibukan pekerjaannya yang terbilang sangat padat, membuat Nala tidak terlalu punya banyak waktu untuk nongkrong atau bersosialisasi. Bukannya tak ingin, tapi saat hari libur tiba, dia hanya ingin menghabiskannya untuk beristirahat dan bermalas-malasan. Apalagi, teman-teman akrab yang dia kenal semasa sekolah dan kuliah sudah terpencar masing-masing ke penjuru negeri bahkan luar negeri. Bagi Nala, dukungan keluarga dan kehidupannya yang mapan sudah cukup membuat dia tenang.

 

'92 lahirnya

Tahun ini, Nala tepat berusia 30 tahun.

“Nak, kamu gak kepikiran toh buat nikah? Biar kamu ada yang jagain,” tanya Ibunda Nala saat mereka sedang video call.

“Bu, Nala belum nemu yang pas di hati. Nala masih pengen ngebahagiain keluarga dulu.”

“Tapi kamu udah ngelakuin banyak buat keluarga ini, Nduk. Sekarang waktunya kamu ngebahagiakan dirimu sendiri.”

“Iya, Bu, Nala udah bahagia kok dengan kehidupan yang sekarang,” respon Nala sambil tersenyum.

“Yaudah kalau gitu, Nak. Bagi kami, yang terpenting kamu bahagia dan baik-baik aja di sana.”

 

Hari besar baginya bila melihat benih cinta.

Bagi Nala, itu langka

Prinsip hidup Nala yang merasa tak memerlukan kehadiran orang baru selain keluarga dan sahabat-sahabatnya yang dapat dihitung dengan jari itu pun berubah saat dia tak sengaja bertemu dengan Dhipa di suatu acara kantornya. Perkenalan tersebut menjadi awal mula benih-benih cinta yang menjelma menjadi suatu hubungan romantis antar keduanya.

Bagi perempuan dewasa yang mandiri, menemukan cinta dari pria yang tak merasa insecure terhadap dirinya, benar-benar merupakan hal yang langka. Bukannya menjadi bodoh karena terbutakan oleh cinta, dia malah semakin merasa kuat dan percaya diri menjalani hari-hari ke depannya. Sekarang, masa depan yang dia tuju bukan hanya tentang dia, keluarga, dan sahabat-sahabatnya saja. Melainkan juga bersama Dhipa.

Hari pertama pertemuan mereka, hari pertama mereka berkencan, hari pertama mereka resmi menjadi sepasang kekasih, dan hari pertama-hari pertama lainnya akan begitu melekat bagi Nala. Itu adalah hari-hari besar yang akan terus dikenang dan dirayakannya.

 

Tentang Nala dan hati yang sedang berbunga

Hari ini, Nala merasa sangat bahagia. Hal ini dikarenakan hari ini bertepatan dengan satu tahun hubungannya dengan kekasihnya yang begitu dia cintai, yaitu Dhipa. Sepanjang hari, senyum yang begitu manis tak henti-hentinya terukir di bibir Nala. Sejak pertama kali bertemu Dhipa, tak sehari pun Nala tidak merasa kasmaran.

 

Nala tersenyum membayangkan acara istimewa malam ini
(Sumber: YouTube)

Malam nanti ada janji yang ditunggunya

Malam ini Dhipa mengajak Nala untuk fancy dinner dalam rangka perayaan 1st anniversary hubungan mereka. Bahkan, sepertinya akan ada kejutan yang diberikan Dhipa karena dia benar-benar serius menjalin hubungan dengan Nala.

“Sayang, tampil yang rapi dan secantik mungkin yaaa malam ini. Tonight must be one of the most special night for us,” pesan Dhipa lewat chat singkat yang dikirimnya.

“Definitely, baby 💓💓💓” balas Nala.

 

Dipilihnya baju terpantas dan bergaya

“Malam ini harus jadi malam yang berkesan. Aku gak boleh ngecewain Dhipa. Kayaknya aku harus mulai milih-milih baju nih buat acara nanti,” batin Nala.

Oleh karena itu, sepanjang hari ini Nala sibuk mengobrak-abrik isi lemarinya. Rasa-rasanya tidak ada satupun baju yang membuatnya merasa puas. Dia benar-benar sangat antusias tapi juga kebingungan untuk menentukan mana baju terbaik yang harus dia pakai untuk malam ini.

 

Tak sabarnya, ingin segera malam tiba

Waktu berjalan terasa begitu lama bagi Nala. Dia benar-benar tidak sabar menanti agar siang segera menjadi malam. Selain sibuk menyiapkan baju dan riasan untuk nanti malam, Nala juga mencoba mengisi waktunya dengan berbagai kesibukan seperti merapikan kembali isi lemarinya, membersihkan rumah, dan lain sebagainya. Tapi tetap saja, waktu tak berjalan instan untuknya. Dia harus tetap bersabar hingga malam datang.

 

Tujuh tepat, pesan singkat diterimanya

Dhipa sudah berjanji pada Nala untuk menjemputnya tepat pukul tujuh malam. Sambil berharap-harap cemas, Nala terus membolak-balik hapenya menunggu kabar dari Dhipa.


Nala sedang menunggu kabar dari Dhipa
(Sumber: YouTube)

“Duh Dhipa mana ya? Udah hampir jam 7 nih tapi belum datang juga,” kata Nala sambil berkali-kali melihat jam dinding yang ada di hadapannya.


Nala terus saja melihat jam dinding
(Sumber: YouTube)

Ketika ingin beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil minum, terdengar suara notifikasi dari hape Nala. Nala pun mengurungkan niatnya untuk mengambil minum.


Nala akhirnya mendapat kabar dari Dhipa
(Sumber: YouTube)

“Tumben banget dia ngespam chat gini,” batin Nala sambil tersenyum.

Tapi, senyuman itu tak bertahan lama. Raut mukanya mulai berubah. Dengusan nafas pun terdengar dari dirinya

 

Kabar dari yang ditunggu jadi tak bisa bertemu

“Maaf ya, yang.”

“Aku gak jadi datang hari ini.”

“Aku……”

“…”

Ya, begitulah kira-kira pesan yang diterima dari Dhipa. Nala enggan membaca semua pesan yang dikirimkan itu. Satu hal pasti yang ia tahu sekarang, bahwa acara malam ini harus batal secara mendadak. Perlahan, Nala mulai meringkukkan badannya. Kini, suara tangisnya mulai terdengar. Dia sangat sedih dan kecewa.


Nala meringkuk karena sedih dan kecewa
(Sumber: YouTube)

Lama Nala merasa sulit disuka

Kini, segala tabir dirinya yang tampak begitu kuat dan tangguh dari luar, terasa hancur seketika. Bukan hanya dia kecewa karena dia sudah melakukan persiapan seharian ini, tapi dia juga kecewa karena acara yang telah dijanjikan dan ditunggunya dengan penuh harap itu harus batal begitu saja. Segala perasaan worthless dan ketakutan yang telah lama terpendam, akhirnya menyeruak begitu saja. Dia merasa bahwa dirinya tak layak untuk disukai, dicintai, dan disayangi. Rasanya, membiarkan orang untuk menjangkaunya berarti harus mempersiapkan diri untuk patah hati, sedih, dan dikecewakan.

 

Bagi Nala, malam ini istimewa

Bagi seseorang seperti Nala, hari-hari penting dalam hidupnya bersama orang yang tersayang merupakan hari yang sangat istimewa. Menghabiskan waktu dengan orang tersayang di hari yang istimewa tentu akan menjadi kenangan yang besar dan membahagiakan untuknya. Oleh karena itu, dia akan seketika merasa terlupakan jika hari-hari penting itu dilupakan oleh orang terdekatnya atau bahkan tiba-tiba batal di detik-detik terakhir. Dia tidak benci, tapi dia sedih dan kecewa.

 

Sedih dia kembali masuk kamarnya,

Tentang Nala dan kemurungan hatinya

Dada Nala masih merasa sesak akibat tangisannya tadi. Saat ini, dia sudah meringkukkan badannya di kasur. Tanpa berganti baju dan tanpa menghapus riasannya. Energinya terasa terkuras habis. Dia hanya ingin beristirahat dan berharap perasaan sedih dan kecewa yang dia rasakan cepat sirna.


Nala pun menjadi murung
(Sumber: Kabar Banten - Pikiran Rakyat)

“Aku tahu aku gak boleh kayak gini. Hari-hariku bakal kacau kalau moodku gak bisa balik cepat,” bisik Nala sambal sesekali masih terisak.

Tapi tak ada yang bisa dilakukannya selain kembali menangis. Kasur dan sprei yang tadinya telah rapi kini menjadi berantakan bahkan di beberapa bagian tampak basah karena terkena tangisan Nala.


Nala kembali menangis histeris
(Sumber: YouTube)

Lalu Nala mengirim singkat sebuah pesan kepadanya

Nala bertanya, "Kapan ada waktu lain lagi?"

Meskipun dia sangat merasa sedih dan kecewa akibat perbuatan Dhipa, tapi dia masih merasa harus merespon Dhipa agar tak membuatnya khawatir. Beban pikirannya saat ini cukuplah perasaan sedih dan kecewa saja. Dia tak ingin menambahnya dengan perasaan takut membebani Dhipa jika tak merespon chat dari Dhipa.

“Oh yaudah, yang. Gak pa pa.”

“Semoga lancar ya acaranya.”

“Kira-kira kapan ada waktu lagi?”

            Nala membalas chat dari Dhipa dengan tak kalah banyaknya. Menurutnya, sekarang ini lebih baik untuk bersikap jika semuanya baik-baik saja. Meski Nala dan Dhipa pun tahu kalau tak ada yang baik-baik saja dengan kejadian ini.

            “Aku mau istirahat duluan yaaaa.”

            Itulah pesan terakhir yang dikirimkan Nala ke Dhipa malam itu.

 

 

 

 

Well

Aku baru sadar ternyata baru kali ini bikin songfiksi dari lagu Indonesia. FYI, inspirasi dari songfiksi kali ini adalah lagu terbarunya Tulus yang berjudul Nala.

 

Jadi, alasan kenapa kepikiran untuk ngebuat songfiksi dari lagu ini adalah karena awalnya gak nyangka lagu Nala tuh seenak itu. Lalu, ngerasa relate banget sama liriknya. Di kehidupan sehari-hari seringkali janji dan rencana yang telah kita susun dan sepakati dengan orang lain harus urung atau bahkan berubah tiba-tiba. Nyesek banget sih pasti. Apalagi kalau udah ngeluangin waktu, pikiran, dan tenaga bahkan mungkin sangat berharap dan udah berekspektasi yang tinggi ya.

 

Merasa sedih dan kecewa akan hal tersebut adalah hal yang wajar. Namun, di akhirnya, hanya kita lah yang tahu mau bagaimana menyikapinya. Pesan untuk kita semua, lebih hati-hati dan mawas diri dalam menjaga omongan. Apalagi jika udah berkaitan sama orang lain. Sekali dua kali terjadi, mungkin masih jadi masalah yang kecil dan gak seberapa. Tapi, jika berulang terus, lama-lama bisa menimbulkan perasaan terluka yang begitu dalam.

 

Jangan lupa dengerin lagunya dan tonton video klipnya ya gaessss

Dijamin ketagihan. Hehehe.






Your Naladhipa writer,


Dedy Setyawan




***Einaym Petuhoth***


Comments

Popular posts from this blog

Film Bertema Okultisme Bagian Kedua