Secuil Sampah

Anything can be trash

So does anyone…

Disclaimer: kalimat di atas bukanlah dibuat untuk memberi penilaian ke semua orang ya. Mari baca dan diskusi bersama 😊

 

Trubbish (Sumber: PNG Mart)

Kosakata “sampah” sudah tentu tidak asing bagi kita. Sepertinya, kehidupan sehari-hari kita pun tak pernah luput dari yang namanya sampah. Entah sampah makanan dan minuman, sampah kertas, sampah plastik, dan masih banyak lagi jenis lainnya. Sebagian besar dari kita pasti akan menghindari berurusan dengan yang namanya sampah. Apalagi, kalau sampahnya menjijikkan dan menimbulkan bau. Ewhhh banget pasti.

 

Well… tapi bagaimana kalau hal yang kita jauhi dan kita anggap menjijikkan itu ternyata termanifestasi dalam diri kita sendiri. Dalam sifat dan kepribadian kita. Lantas, apakah ini yang disebut dengan sampah masyarakat? Ummm… kurang pas aja kali yaaaa. Karena di fase ini, pemikiran kita, ucapan kita, bahkan perilaku kita jadi SAMPAH banget. Ya, sampah, karena hal-hal tersebut (minimal) bikin kita sendiri jijik dengan diri kita sendiri.

 

Tapi, jangan salah paham dulu yaaa. Ini bukan ngebahas tentang kekurangan yang lumrah dimiliki tiap manusia. Ini ngebahas tentang pemikiran, ucapan, dan perilaku kita yang pada dasarnya buruk bangetttttsssss.

 

Kalian pernah kah ada di fase itu? Well, it must be suck.

Saat ada di fase itu, kita akan merasa kehilangan diri kita sendiri. Sampai-sampai akan muncul pertanyaan-pertanyaan seperti:

“Aku lagi ngapain sih?”

“Aku kenapa sih?”

“Aku nyari apa sih?”

“Tujuanku apa sih?”

Dan ketika ngebayangin hal-hal sampah yang telah kita perbuat, rasanya bikin merinding dan jijik sama diri sendiri. Ternyata bisa sejahat itu diri kita. Perasaan pun jadi maju mundur dan berasa hilang orientasi sampai akhirnya bingung berkepanjangan harus bagaimana lagi.

 

Ya, mungkin klise sih. Tapi, selagi masih ada kesempatan terbangun di pagi hari, bukannya selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri? Dan… bukannya memang hanya itu yang bisa kita lakukan sebagai manusia? Terus menjalani hidup sampai akhirnya kita mencapai batas akhir yang telah ditentukan oleh Tuhan.

 

Tulisan ini bukan dibuat untuk mengglorifikasi kesampahan dalam diri kita.

I just want to let all of you know bahwa ada potensi kesampahan dalam diri kita.

Good for you, if you always able to avoid them.

Tapi, untukmu dan bagiku yang terkadang atau bahkan sering terjerembab menjadi sampah, we still have chances, aren’t we?

 

Tulisan ini dibuat untuk memberikan penguatan untuk mengakui dan menerima sampah-sampah yang telah kita produksi dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan. They are real. We can become biggest sh*t sometimes. Terkadang memang kita lah sumber masalahnya. Mengakui kesalahan dan menerima bahwa kita yang salah bukanlah hal mudah. Tapi, dengan mengakui dan menerima kesampahan yang telah kita lakukan, kita bisa menyadari bahwa masih banyak hal yang harus kita senantiasa perbaiki. Menilik kembali ke kata “sampah”, sampah juga bisa didaur ulang (re:diubah) jadi sesuatu yang bermanfaat kan?

 

Lalu, kenapa judul tulisan ini memakai kata “secuil”?

Ya, harapannya sampah-sampah pada diri kita cukup hanya jadi cuilan. Jangan sampai menjadi bongkahan, tumpukan, dan gundukan sampah yang menggunung.

 

Semoga saja pengalaman dan hal-hal kelam yang telah terjadi, dapat selalu jadi pengingat dan pembelajaran ke depannya. Gimana kalau tidak? Ummmm ingat sampah bisa menimbulkan bau, penyakit, dan mengganggu lingkungan sekitar kan?

Apa masih mau menunggu lebih banyak orang-orang tersayang atau terdekat kita terdampak kesampahan diri kita yang notabene dipicu ulah kita sendiri?

It doesn’t seem fair ya.

Ngelakuinnya sendiri, mencederainya ke banyak orang.

 

That’s it. Agak random banget dan njelimet ya tulisan kali ini.

Lamaaaa banget udah gak nulis soalnya tapi semoga maksudnya bisa nyampe.

Kalau ada yang mau ngasih pendapat atau mau diskusi, jangan sungkan-sungkan buat berkomentar ya.

I REALLY APPRECIATE DAN NEED IT. 




Your (may or may not be trash sometimes) writer,



Dedy Setyawan



***Einaym Petuhoth***

Comments

  1. Sangat membuka mata, kesampahan pasangan yang udah pernah nyelingkuhin dan pengen jadi lebih baik mungkin juga bisa juga di daur ulang. Atau mungkin itu memang termasuk jenis sampah yang tidak bisa di daur ulang ya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Film Bertema Okultisme Bagian Kedua