Film Bertema Okultisme Bagian Pertama
Berdasarkan
artikel di misi.sabda.org yang
berjudul “Apakah Okultisme?”, dijelaskan bahwa okultisme berasal dari bahasa Latin, yaitu "occultus" yang artinya tersembunyi, rahasia, gaib, misterius,
gelap, atau kegelapan. Okultisme dapat berupa takhayul, berbagai macam ramalan,
maupun sihir. Dalam praktiknya, okultisme sering dikaitkan dengan kerja sama
atau perjanjian antara manusia dengan iblis. Oleh karena itu, wajar jika
tindakan okultisme ini dianggap terlarang oleh agama yang berdasarkan
ketuhanan.
Nah,
karena lagi malam Jumat nih, aku mau bahas mengenai film-film yang bertemakan
tentang okultisme. Lebih spesifik lagi, aku akan membahas film yang mengusung
jalan cerita yang berkaitan dengan sekte. Ada beberapa film yang akan kubahas di
entri ini, yaitu Pengabdi Setan (1980) dan Pengabdi Setan (2017).
Pengabdi Setan (1980) dan Pengabdi Setan (2017) || Sumber: Haniva Magazine |
Baiklah.
Mari kita mulai bahasannya 🙈
1.
Pengabdi Setan (1980)
Sebenarnya,
tahu film ini setelah booming film
Pengabdi Setan versi 2017. Nah, karena penasaran dengan film versi lamanya,
akhirnya aku nonton filmnya dan baca artikel-artikel yang berkaitan dengan film
tersebut. Jalan cerita dari film ini adalah sebuah keluarga kaya namun tak
harmonis yang mendapat teror dari kuntilanak (menurutku sih gitu, soalnya
hantunya wanita berambut panjang dan bergaun putih) dan mayat-mayat hidup.
Teror ini mulai bermunculan setelah sosok ibu di keluarga itu (bernama Mawarti)
meninggal. Nah, kondisi keluarga yang tidak harmonis (si Bapak bernama Munarto
yang demen kerja, anak perempuannya bernama Rita yang gemar hedon dan party bersama pacarnya bernama Herman,
dan anak laki-lakinya yang bernama Tomi yang malah terjebak dalam dunia ilmu
hitam) dan jauh dari agama inilah yang dimanfaatkan sosok jahat bernama
Darminah. Dalam ceritanya, Darminah ini adalah pembantu baru di rumah keluarga
Munarto dan sekaligus menjadi dalang dari teror yang menghantui keluarga
tersebut.
Poster Pengabdi Setan (1980) |
Menurutku
film ini memang cukup menyeramkan dan sudah sangat bagus di jamannya. Gak salah
sih kalau film ini jadi populer di jamannya. Hantunya lumayan menyeramkan
(malahan bikin ngerasa jijik-seram waktu adegan daging yang terlepas dari si
mayat hidup), adegan kecelakaan Herman yang cukup tragis dan bikin ngilu, serta
sosok Alm. IM Damsyik yang berperan sebagai penjaga rumah bernama Pak Karto
yang bikin tambah seram. Entah kenapa, vibe
dari beliau itu selalu horor.
Meskipun
film ini terbilang bagus, tapi unsur kesekteannya kurang kuat sehingga makna
pengabdian setan hanya bisa didefinisikan dengan orang atau kegiatan yang
berkaitan dengan perdukunan, hantu, dan jauh dari agama. Akan tetapi, film ini
patut diapresiasi lho karena menurutku endingnya sangat sederhana tapi mantap.
Jadi, film ini diakhiri dengan terbakarnya Darminah dan para hantu setelah
dibacakan lantunan ayat suci oleh Kiai dan keluarga Munarto pun bertobat dan
kembali mendekatkan diri pada Tuhan.
Kalau
berdasarkan penilaianku nih, dari skala 1 sampai 10, dengan kualitas yang cukup
bagus di jamannya, film ini layak mendapat nilai di kisaran 7,6. Hehehe ini
penilaianku pribadi lho. Boleh setuju boleh enggak.
2.
Pengabdi Setan (2017)
Film
ini merupakan remake dari film Pengabdi Setan (1980). Film besutan sutradara
Joko Anwar ini juga meraih kepopuleran dan kesuksesan yang terbilang cukup
mengagumkan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penonton sebanyak 4,2 juta orang
(menurut CNN Indonesia), penayangan hingga di sekitar 42 negara (bahkan menjadi
Box Office di Hongkong), dan berbagai macam penghargaan yang diraih (seperti
Piala Citra, film terbaik di Overlook Film Festival di US, dan lain
sebagainya).
Poster Lokal dan Internasional dari Film Pengabdi Setan (2017) || Sumber: Brilio.net |
Jalan
cerita film ini memiliki kemiripan seperti film terdahulunya. Akan tetapi,
tentu ada pengembangan yang dilakukan sehingga film ini memiliki
karakteristiknya sendiri. Pembeda utama film ini dengan film lawasnya adalah
keluarga yang ditinggalkan “Ibu” terdiri dari Bapak, Nenek, dan keempat anaknya
(Rini, Tony, Bondi, dan Ian).
Film
Pengabdi Setan (2018) ini memiliki banyak hal yang menarik di dalamnya seperti
lagu “Kelam Malam” yang diceritakan sebagai salah satu lagu hits dari mendiang
Ibu. Lagu ini memiliki irama lawas yang cukup seram dan liriknya pun terkesan
cocok jika dikaitkan dengan hal berbau horor. Dari segi original soundtrack (OST), lagu ini juara deh karena sangat
berkesan bagi para penonton dan sangat mendukung nuansa seram pada jalan
cerita. Selain itu, setiap karakter pada film ini memiliki karakter yang kuat
sehingga membuat cerita semakin dinamis. Meskipun masih mengandalkan jumpscare di dalamnya, tapi film ini
memang memiliki kualitas cerita yang bagus dan unsur kesekteannya pun juga
cukup menonjol.
Sayangnya,
terdapat bagian jalan cerita pada film ini yang agak aneh, yaitu pada
pemahaman mengenai konsekuensi dari pasutri yang mengikuti sekte dengan tujuan
mendapatkan anak. Masa ada istilah revisi? -_- Padahal suasananya sedang
genting dan hal itu memiliki peranan kunci terkait apa yang perlu dilakukan
keluarga itu dengan si anak bungsu (si Ian yang ngegemesin). Selain itu, sosok
kiai yang harus tewas diserang kawanan zombi berkafan itu kurang bisa kuterima
sih. Ya, pemuka agama yang harusnya menjadi pelindung kok malah tewas dengan
“mudah”.
Secara
keseluruhan, film ini bagus, berkesan, dan layak ditonton berulang-ulang. Jadi,
aku mau kasih nilai 8,5 nih. Hehehe.
Ya,
begitulah entri mengenai film bertemakan okultisme ini. Awalnya, aku sudah buat
4 review film untuk entri ini. Tapi, agar entrinya tidak terlalu panjang dan
malah jadi membosankan, makanya entrinya kujadikan dua bagian. Entri Film
Bertemakan Okultisme Bagian Kedua akan kuposting minggu depan (di malam Jumat
juga).
Oh
iya, satu pesanku. Jangan pernah deh tergoda ikutan sekte atau aliran sesat.
Kalau kalian udah tercebur ke hal yang seperti itu, akan susah keluarnya.
Selain itu, bisa saja kalian harus mengorbankan segalanya termasuk orang-orang
yang kalian sayangi.
Huuu
sereeem. Tetap jaga diri ya 😽
Sampai
jumpa 🙌
Your writing's slave,
Dedy Setyawan
***Einaym Petuhoth***
Comments
Post a Comment