It’s Graduation Day



 “In the beginning of college year, we beg the year to go by fast. Toward the middle, we beg it to slow down. And at the end, we wish it to never stop.”
-Tim-

Halooo. Sepertinya ini bakal jadi postingan terakhir di bulan September ini. Untuk menutup bulan ini, aku ingin bercerita kepada kalian tentang salah satu momen istimewa di bulan ini. Momen itu adalah momen wisudaku. Yippeee resmi jadi pengangguran. Huehuehue.
Kalau kalian perhatikan, dalam judul postingan ini aku memakai “is” bukan “was”. Memang sih, momen wisuda sudah jadi hal yang lampau. Akan tetapi, aku tetap ingin selalu merasakan nuansa hari wisuda layaknya habitual action. So, yeah, I prefer use  “is” than “was”. Kuy ah mulai ceritanya.


Jadi, tepat pada tanggal 22 September 2018, adalah hari dimana aku resmi mendapatkan gelar kesarjanaanku. Aku menyambut hari itu dengan penuh antusias yang semakin meningkat sejak H-1 (pelaksanaan gladi bersih). Meskipun begitu, aku masih belum bisa merasakan hype dari wisuda secara sepenuhnya. Malam harinya, aku gak bisa tidur terlalu nyenyak. Baru saja tidur menjelang dini hari, aku sudah terbangun jam 3 dini hari. Ya, mungkin karena terlalu antusias sih. Hehehe.
Karena gagal untuk berusaha tidur lagi, aku memutuskan untuk melakukan beberapa persiapan, seperti menyeterika rapi pakaian yang akan kupakai di hari itu sembari menunggu kedatangan keluargaku. Ketika subuh, akhirnya rombongan keluargaku datang. Kami pun segera bersiap-siap. Sekitar jam 6 lewat, kami pun berangkat menuju kampus. Saat itu, perasaan yang susah dideskripsikan muncul. Melihat diri sendiri memakai baju toga rasanya sangat tak terdeskripsikan. Waaaah akhirnya benar-benar mau wisuda 😎.
Setelah sampai di kampus, aku pun segera menuju gedung tempat prosesi wisuda. Kebetulan yang datang masih tidak terlalu banyak. Segera setelah mengambil pin, aku pun menuju tempat dudukku. FYI, aku dapat kursi nomor 7. Nah pembagian kursi ini, kriteria utamanya didasarkan pada IPK. Jadi, ya, IPK ku terbaik nomor 7 di antara seluruh wisudawan-wisudawati FMIPA yang diwisuda hari itu. Harus bangga gak nih ya? Entar dikira sombong. Wkwkwk.
Prosesi wisuda berjalan khidmat namun tidak menegangkan. Saat wisuda, aku itu kagum banget dengan para wisudawan terbaik dari setiap fakultas. Keren banget menurutku. Aku aja yang cuma ngelihat, ikutan merasa bangga. Apalagi mereka yang namanya disebut sebagai lulusan terbaik dengan disaksikan ribuan orang (terutama orang tua) pasti merasa luar biasa bangga dan bahagia. By the way nih, ada salah satu lulusan terbaik S-1 yang paling menarik perhatianku. Sederhana saja, karena dia bisa dapat IPK 3,98 dan dia juga dari salah fakultas eksakta yang cukup prestisius. Akhirnya, aku nyariin media sosial dia dan ketemu. Hahaha -kebiasaan kalau lagi penasaran sama orang nih-.
Setelah prosesi selesai, waktunya menghamburkan diri keluar. Lucunya, yang ngehampiri aku malah orang tuanya sahabatku yang berasal dari Merauke nih. Beliau berdua pun mengajakku foto. Aku senang banget lah akhirnya ketemu mereka secara langsung. Bagiku, ini kesempatan langka karena gak tahu kapan bisa ketemu beliau berdua lagi. Harus nabung kalau ke Merauke nih. Hihihi.
Setelah keluar dari gedung, agak bingung sih mau kemana. Soalnya teman-teman juga pada misah. Karena aku juga ditelpon orang tuaku, akhirnya aku menghampiri mereka di mobil. Saat mereka ngajakin foto di tukang foto yang ada di emperan, aku mengiyakan aja padahal sebenarnya aku udah bilang kalau foto studionya nanti aja di kampung halaman. Saat foto pun, adik pertamaku juga gak mau turun dari mobil. Karena aku gak mau ngerusak mood-ku, yaudah kubiarin aja. Terserah maunya gimana 😒.
Setelah foto itu, aku bilang ke ortuku kalau aku mau nemuin teman-temanku dulu, baik yang wisuda bareng maupun yang nyempetin datang di hari spesialku ini. Bahkan, jauh-jauh hari aku juga sudah memaparkan hal itu. Ternyata eh ternyata... semua berjalan memburuk. Orang tuaku nelpon berulang-ulang (mungkin kalau ditotal, bisa hampir ratusan kali) nyuruh aku ke mobil. Alasan awalnya adalah karena mereka buru-buru pulang. Setelah bersikeras untuk ketemu dengan beberapa teman, akhirnya aku ngalah karena gak kuat dengan omelan mereka. Aku pun ke mobil dengan mood yang super duper buruk. Keselnya tuh gini. Ini hari spesialku lho. Aku juga gak tahu kapan lagi bisa ketemu dengan teman-teman dan kenalanku. Seandainya pun nanti aku bakalan wisuda lagi untuk jenjang pendidikan berikutnya, momen dan orang-orangnya pun beda. Aku juga ngerasa kesal karena gak bisa foto dengan teman-teman seangkatan dan beberapa orang “penting” dalam kisah perkuliahanku. Selain itu, aku juga gak leluasa beramah tamah dengan mereka yang datang menyelamatiku. Maaf ya, aku gak bermaksud sombong.
Saat mampir kos untuk nitip beberapa barang untuk dibawa pulang, akhirnya aku ngerti alasannya kenapa mereka buru-buru pulang. DUH, ALASANNYA NONSENSE BANGETTTTTT. Hmm tapi yasudahlah mau gimana lagi. Intinya, kalau kalian bakalan ada acara spesial nih, jangan lah rombongan keluargamu bawa “orang-orang gak berkepentingan” dan kalau kalian emang udah bayar suatu jasa, jangan mau lah dikekang atau diatur yang notabene gak sesuai dengan perjanjian awal. Jangan sampai momen bahagia kalian jadi gak sempurna layaknya momen wisudaku kemarin.
Meskipun begitu, momen wisuda tetap akan jadi kenangan berharga bagiku. Aku bahagia karena telah menyelesaikan S-1 ku dengan cukup baik (menurutku) dan bisa ketemu dengan banyaaaak orang yang luar biasa selama perkuliahan. Selain itu, banyak pengalaman dan pembelajaran yang kudapat. Meski begitu, aku juga sedih karena bakalan susah untuk bertemu dengan orang-orang di masa perkuliahan ini. Ya, semoga silaturahim bisa tetap terjaga. Tapi, sebenarnya aku juga agak sedih sih karena sempat memikirkan tentang janji yang dibuat “kenalanku” di Jakarta dan Jogja. But, it’s okay. Sepertinya memang lebih baik jika kalian tidak hadir. Tapi, aku tetap mengucapkan terimakasih untuk segala kenangannya 😘.
Segini aja ya ceritanya. Kalau kalian mau lihat foto-foto di hari wisudaku, mampir aja ke akun IGku @dedy_setyawan__ alias (et dedy underscore setyawan doubleunderscore 😂).

“Happiness is leaving this place and never coming back. But as we move on, we will not forget the things we have learned, the people we have met, and the past that we once lived.”
-Lucky-




Your S.Si. writer,


 Dedy Setyawan




***Einaym Petuhoth***

Comments

Popular posts from this blog

Film Bertema Okultisme Bagian Kedua