First Impression Novel Flavor of Love
Aku mencandu segala hal yang
manis-manis, terutama dirimu
Seperti madu di ujung lidahku,
kecupanmu terasa manis, menghangatkan sekujur tubuhku dengan rona malu
Seperti tiga sendok gula untuk
tehku, entah sejak kapan hariku tak lagi lengkap tanpa kehadiranmu
-aL
Dhimas – Flavor of Love-
Malang
lagi gerah banget ini. Gerahnya makin kerasa kalau udah malam. So, yeah... I’m getting hotter and sexier everyday. LOL.
Jadi, entry kali ini akan berisikan kesanku setelah sedikit membaca Novel
Flavor of Love: Sejuta Rasa Cinta. Novel terbitan GagasMedia pada tahun 2012
ini ditulis oleh aL Dhimas. Gak ada yang typo
dengan penulisan nama penulisnya kok. Penulisannya memang seperti itu.
Aku gak akan membahas terlalu dalam tentang
novel ini karena aku gak mau spoiler
dan aku juga baru ngebaca novel ini beberapa hari terakhir ini dan baru sekitar
21 halaman yang sudah kubaca. Oleh karena itu, postingan ini kuberi judul
“First Impression” alias kesan pertama dari sedikit cuplikan novel yang kubaca.
Seperti yang bisa kalian tebak dari
judul novelnya, novel ini bergenre romance.
Jalan cerita novel ini bertumpu pada kehidupan tokoh utamanya yang bernama
Prudence Marvia Latika. Doi merupakan penulis kolom kuliner di tabloid lifestyle yang bernama Fabz. Setting kotanya sih di Medan. Sewaktu
membaca halaman pertama novel ini, jujur aku langsung tertarik dengan tulisan
yang berjudul “Way To Be Happy”. Awalnya, aku berpikir kalau tulisan itu adalah
pengantar dari penulisnya. Akan tetapi, setelah membaca lebih dalam, aku baru
menyadari kalau tulisan itu adalah salah satu postingan blog dari si tokoh
utama.
One
day, I’ll meet someone who is sure that I’m the one
Alasan aku beli novel ini ada dua.
Pertama, karena aku tertarik dengan ikhtisar (semacam ringkasan yang ada di sampul
belakang) novel ini. Well, kata-kata
tentang cinta yang begitu puitis dan extremely
sweet. Those are my weaknesses.
Alasan kedua adalah karena aku tertarik dengan gambar di sampul depan novelnya.
Ada gambar cupcakes, secangkir kopi,
dan pot berisikan bunga tulip (?). Berpadu dengan warna pastel, sungguh dapat
merepresentasikan kesan cinta yang manis atau secara umum bisa juga
merepresentasikan tentang beragamnya rasa cinta.
Sumber: goodreads.com |
Keputusan beli novel ini ternyata hal
yang tepat. Setelah baca ceritanya (meski baru 21 halaman), there are things that I can relate to.
Dan.... sepertinya bakalan terus nambah kalau aku ngelanjutin baca novelnya. Well, hal pertama yang membuatku tertarik
adalah tempat kerja si tokoh utama. Yups, tabloid. To be honest, aku memang pengen banget kerja di tabloid atau
majalah atau penerbitan. Jadi, sewaktu baca cerita yang latarnya adalah tempat
kerja seperti itu, aku langsung otomatis suka. Hal berikutnya yang membuatku
tertarik adalah tokoh utama yang ternyata punya blog. Sebagai blogger juga, aku pasti merasakan
sensasi yang sama. Selain itu, tulisan Pru di blognya, menurutku sangat menarik
dan tidak mainstream. Hal berikutnya
yang membuatku tertarik untuk terus membaca novel ini dan yang menjadi alasan
aku membuat entry ini adalah
percakapan antara Pru dan Raja (Raiza Mahardhika). Sekadar informasi, Raja ini
merupakan redaktur pelaksana di Fabz. Kira-kira seperti ini percakapan yang
menurutku sangat menarik itu.
“Masuk ke dalam sebuah pernikahan
sama artinya dengan masuk ke dalam sebuah kerumitan. Terlalu banyak kompromi
yang dibutuhkan untuk tetap membuatnya berjalan.”
“Well,
itu yang dinamakan berjuang, kan? Dan bukannya setiap pria suka memperjuangkan sesuatu?”
“You’re
right... tapi kalau itu cukup berharga baginya.”
“Memangnya ada yang lebih berharga
dari sebuah pernikahan bagi para pria?” Aku mengerutkan dahi.
“You
will know soon...” Raja mengedipkan matanya sebelum beranjak
meninggalkanku.
Yass. Kira-kira seperti itu
percakapan yang membuatku tertarik. Kalau kalian baca sendiri novelnya mulai
dari awal terbentuknya percakapan itu dan efek yang ditimbulkan dari percakapan
itu, aku pastikan rasa ketertarikan kalian akan semakin meningkat. Sedikit bocoran,
Pru kemudian nulis blog yang judulnya “Kapan Kawin?!” setelah adanya obrolan
itu. Kalian harus baca isi blog itu (tentu kalian harus beli novelnya kalau
pengen tahu isi blog Pru 😁).
Kira-kira begitulah kesan pertamaku
terhadap novel ini. Aku saranin kalian buat beli dan baca novel ini. Nggak
bakal kecewa kok 😉
Oh ya, mau sedikit cerita nih.
Semakin hari aku semakin ketagihan sama lagu jadul. Sekarang lagi suka banget
sama lagunya Air Supply yang
judulnya Goodbye dan Making Love Out of Nothing At All dan
lagunya George Michael yang judulnya
Careless Whisper dan I Can’t Make You Love Me (kedua lagu
ini direkomendasikan oleh doi si penyuka lagu jadul. Thanks anyway karena mau menjadi sahabatku dan tetap bertahan di
sisiku #eaaaa).
Baiklah. Sampai jumpa di postingan
berikutnya. Sepertinya aku bakalan tambah sibuk untuk beberapa waktu ke depan
karena lagi benar-benar dikejar deadline
skripsi, asistensi 3 praktikum, dan ngedampingi mahasiswa jurusan sebelah untuk
ngambil data di lab. Semoga masih bisa nyempatin buat nulis blog. Tapi, sebisa
mungkin pasti kusempatin kok. Selamat istirahat semua 😴
Jadi maaf jika aku seperti tak tahu
malu mengakui ini di hadapanmu
Tapi sungguh, aku teramat
membutuhkanmu
Butuh sekian lama waktu untuk menyadari
ini, tapi sekarang aku benar-benar percaya
Hanya kau yang kumau
Hanya kau yang mampu membuatku
merindu
Katakan, apa jawabmu?
Harus seberapa lama lagi bibirku
mengering karena menahan diri membisikkan cinta untukmu?
-aL
Dhimas – Flavor of Love-
Your lovely writer,
Dedy Setyawan
***Einaym Petuhoth***
Comments
Post a Comment