Salah Potong Rambut
Rambut itu
layaknya mahkota bagi manusia. Intinya, rambut itu aset bagi manusia. Aset yang
sangat mendukung penampilan dan yang menjadi penilaian bagi orang yang
melihatnya.
Kenapa ngomongin
rambut nih? Karena pengen cerita tentang kejadian yang konyol sekaligus
nyebelin yang berkaitan dengan rambut yang terjadi hari ini.
... SALAH POTONG
RAMBUT ...
Yups. Itulah yang
terjadi. Seperti ini lah kronologinya.
Rambut kan udah mulai
panjang dan terasa sudah berantakan nih. Jadi, pengen banget potong rambut biar
rapi dan terasa nyaman. Momennya juga mumpung pas karena hari Senin mau semhas.
Jadi, pengen tampil prima dan terlihat menarik. Hehehe.
Akhirnya, siang
tadi minta antarin teman kos buat nyari tempat potong rambut. Biasanya sih,
potong rambutnya di dekat kos. Tapi, sempat ke sana dan ternyata tutup. So,
kita menuju tempat potong rambut lainnya. Nggak langganan juga sih, tapi pernah
lah sekali potong rambut di sana dan hasilnya gak terlalu mengecewakan.
Sesampainya di
tempat, eh ternyata nutup juga. Akhirnya kita masuk ke kawasan Kerto City buat
nyari tempat potong rambut. Tanpa memakan waktu yang lama, akhirnya ketemu deh
tempat potong rambut. Tempatnya lumayan nyaman dan untungnya gak antre jadinya
gak perlu nunggu lama. Nah, ketika aku udah duduk di tempat, proses pemotongan
rambut pun dimulai.
“Sam, mau potong
model kayak apa?”
Note: “Sam” itu
panggilan khas di Malang untuk nyebut laki-laki. Kata asalnya adalah “Mas”. Tapi,
karena Malang terkenal dengan boso
walikan (bahasa yang dibolak-balik), akhirnya tercetuslah kosakata itu.
“Pendek rapi aja.”
“Seberapa pendek?”
“1 cm aja.”
Jadi, aku tuh
bilang 1 cm berdasarkan kebiasaan kalau potong rambut di kampung halaman.
Mas-nya pun
bersiap-siap buat motong rambut dan akhirnya mesin pencukur rambut pun
berbunyi. Tapi, baru saja alat itu mendarat di kepalaku, aku langsung terkejut.
“Bentar Mas. Kok
pendek banget?”
“Lah iya. Tadi kan
katanya 1 cm.”
“Tapi biasanya
gak sependek ini.”
“Mungkin biasanya
2 atau 3 cm bukan 1 cm. Terus gimana nih Sam?”
Karena nggak ada
yang bisa dilakukan lagi, akhirnya aku pasrah.
“Yaudah deh mas
lanjutin aja. Udah terlanjur.”
Sebel sih
sebenarnya karena ini tuh rambut yang notabene bakalan terlihat jelas oleh
khalayak ramai. Tapi, ya sebelnya hilang karena pada akhirnya aku dan Mas-nya
malah ketawa. Terus Mas-nya malah nge-bully
-_-
“Gak pa pa sam. Cocok
kok. Biasanya anak teknik kan juga minta dipotong kayak gini.”
“Tapi kan saya
bukan anak teknik mas -_-“
Akhirnya obrolan
pun berlanjut. Mulai dari nanya kapan pulkam, skripsi, dan urusan perkuliahan. Di
tengah-tengah cerita, ada pertanyaan tak terduga yang sempat bikin aku kaget.
“Sam, cowoknya
ada berapa?”
“Hah? Apa Mas?”
Jelas kaget lah
aku. Pertanyaannya ambigu kayak gitu. Kan aku jadi salah memahami pertanyaannya
dan terkejut kenapa dia bisa nanya kayak gitu.
“Iya. Cowoknya ada
berapa?”
Karena masih
tidak percaya dengan yang kudengar, aku pun berusaha nanya lagi untuk
memastikan.
“Maaf Mas, gak
kedengeran. Tadi nanya apa?
“Cowoknya ada
berapa?”
Akhirnya aku
paham pertanyaan Mas-nya. Kebetulan kita memang lagi ngomongin jurusan
kuliahku. Dan akhirnya aku paham kalau Mas-nya nanya berapa jumlah cowok
seangkatan di jurusanku. Agak malu juga karena salah paham. Tapi, Mas-nya juga
ambigu sih kalimatnya. Hahahaha.
Singkat cerita,
ritual potong rambut pun selesai. Ya gimana gak cepat? Kan aku digundulin
dengan paksa -_-
Ini kalau di
rumah, pasti aku udah jadi bahan bully nih.
Hmmmm tapi di kampus juga bakal digodain nih karena kepala botakku. Tapi yasudahlah,
mau gimana lagi. Toh nanti rambutnya juga bakal numbuh sendiri.
Sekarang yang
perlu kulakukan hanya menahan semriwingnya angin dan panasnya terik matahari.
LOL.
Guys,
kalau kalian mau potong rambut, pastikan komunikasi kalian berjalan dengan baik
dengan tukang cukurnya. Jangan sampai miskomunikasi mengenai model potongan
rambut dan salah paham tentang pertanyaan yang terlontar selama potong rambut.
Sekian. Terima kasih.
Salam botak. Salam
pencerahan. Wakakaka.
Your bald writer,
Dedy Setyawan
***Einaym Petuhoth***
Comments
Post a Comment